SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI CEMUAH!!!
*SUNGKEMANSATUSATU* *MANTANJUGA* *TETEUP*
Kenapa judul postingan gue kali ini judul
nya When Life Is Too Hard?
Jadi begini, sore tadi sepulang kerja gue
mampir sebentar ke alun-alun kota. Beli satu kaleng cola dan sebungkus rokok. Niat
awal sih Cuma buat liat-liat suasana sore di alun-alun ini. Tapi, lama kelamaan
gue baru sadar, banyak orang yang berkegiatan di alun-alun ini. Lebih tepat nya
dan kebanyakan nya sih, mencari nafkah di alun-alun ini.
Motor gue parkirin di dekat kantor satpam,
gue taruh helm. Dan mencari tempat buat duduk-duduk unyu sekitaran sini. Enggak
jauh, ada kursi panjang kosong, langsung aja gue isi. Gue mah gitu orang nya,
enggak bisa ngeliat yang kosong, langsung mau ngisi, nama nya juga usaha.
Jam di handphone menunjukan pukul 5:30 sore,
ya jam-jam enak buat ngeliatin kegiatan orang martapura disore hari nih. Maklum,
udah lama enggak liat-liat dedek gemez.
Batang rokok pertama gue nyalain, playlist
di handphone pun udah diputar. First,
mata gue tertuju ke arah dedek gemez pertama. Lalu gue skip, karena niat gue
kesini bukan nyari jodoh. Gue alihkan pandangan ke sisi lain, ada dedek gemez
lagi, gue alihkan pandangan lagi, dedek gemez lagi. Sampai gue geleng
kiri-kanan beberapa kali, dedek gemez semua yang muncul. Dan gue baru sadar, banyak
sekali dedek gemez di alun-alun kota pada sore hari ternyata.
Separuh batang rokok terhisap, mata gue akhirnya
tertuju ke arah bapak-bapak penjual gorengan. Dia membawa satu orang istri dan
dua orang anak. mungkin umur bapak itu sekitar 30 sampai 40 tahun.
Sambil berjualan, istri bapak itu juga menjaga
anak mereka yang masih kecil-kecil, belum sampai 4 tahun mungkin umur anak
mereka, yang satu laki yang satu cewek. Sesekali anak mereka lari ke arah
lapangan ditengah alun-alun, si ibu pun langsung mengikuti, menjaga mereka.
Enggak lama, Pembeli gorengan mulai
berkurang. mereka berempat, si Bapak, Ibu, dan dua anak mereka pun duduk-duduk
di pinggir lapangan yang alas nya diberi tikar rotan. Samar, gue lihat mereka
bercanda, tertawa. Saat anak mereka yang cewek kembali berlari ke arah
lapangan, si bapak terdengar berteriak, “Ndok! Jangan kesitu, ntar kena bola!”.
Teriak si bapak, yang di ikuti tarikan dari Ibu mereka menahan lari anak kecil
itu.
Enggak
lama setelah itu, ada pembeli lagi, si bapak kembali ke tempat jualan nya.
sedangkan Ibu dan anak-anak masih di pinggir lapangan. Tapi, sesekali bapak itu
menoleh ke arah anak-anak nya. kemudian tersenyum melihat tingkah laku anak nya
sendiri.
Dan, Sore ini, gue sadar, kalau hidup susah,
bukan alasan seseorang untuk lupa tersenyum dan tertawa. Seberat apapun hidup
lo, kalau lo sendiri menjalani nya dengan ikhlas dan sabar pasti enggak akan
terasa berat, dan pada akhir nya, lo tau apa arti dari bersyukur. Bersyukur atas
apa yang sudah Tuhan berikan. Gue sendiri, terkadang terlalu banyak mengeluh,
tanpa sadar, apa yang sudah Tuhan berikan ke gue.
Dan sebenar nya hidup enggak akan pernah terasa
mudah, kalau kita enggak pernah bersyukur. Bila sekarang gue ngerasa udah kayak mau mati aja dengan
masalah-masalah yang gue hadapi. Setelah melihat bapak-bapak dengan satu orang
istri dan dua orang anak yang berjualan gorengan masih bisa tertawa bahagia,
jujur, gue malu sama diri gue sendiri pada saat itu juga. Bye.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar