Sabtu, 26 Juli 2014

Mudik Hati




   Lama enggak nge-blog itu sama aja kayak udah terbiasa sama kloset jonggok, tiba-tiba diganti sama kloset duduk, aneh. Dan itu gue rasain sekarang, dulu nya yang punya waktu berjam-jam untuk nuangin isi hati di depan laptop, sekarang berjam-jam itu gue gunain buat istirahat badan, jadi orang dewasa itu enggak menyenangkan.

  Oke, sekarang kan udah mau lebaran nih, pasti banyak dari kalian yang mau balik ke kampung halaman atau berkunjung ke rumah sanak saudara kalian kan ?. atau lebih dikenal orang dengan nama “ Mudik “.

    “ Mudik “ itu gue arti’in sendiri adalah pulang ke tempat asal, kembali. Seperti misal nya lo lahir di Bandung, tapi sekarang lagi menetap di Banjarmasin, suatu sa’at, lo pasti akan kangen sama kampung halaman lo itu kan? Nah, tapi ini beda.

   “ Mudik “ juga berlaku loh buat hati, bukan Cuma buat badan nya aja bisa mudik, hati juga, butuh malah. Tapi, Mudik badan sama mudik hati beda, beda jauh. Begini gue jelasin.

  Mudik badan itu contoh nya ya yang kayak di atas tadi, kita balik ke tempat dimana kita berasal, tempat kita lahir. Dan tempat itu enggak pernah berpindah tempat, kalo lo lahir dan tumbuh besar di Bandung, ya itu lah kampung halaman lo dan keluarga lo. Beda dengan mudik hati. Mudik hati punya banyak tempat, tapi hanya akan ada satu yang bakal jadi tempat terakhir lo mudik.


  Dan sekarang, gue kembali mudik. Setelah satu tahun terakhir enggak mudik-mudik, satu tahun terakhir gue lebih memilih berada dimana gue bisa instropeksi diri, apa kekurangan gue, dan apa kelebihan gue, dan ternyata gue sadar, kalo gue capek mudik terus, enggak pernah bikin rumah yang bakal gue tempatin. Dan tinggal menetap.

  Mudik hati juga punya banyak resiko, seperti kecelaka’an diperjalanan mudik, atau ada barang yang ketinggalan. Tinggal pilih, mau balik buat ngambil barang yang ketinggalan itu dengan resiko mudik lo gagal karena ada pemudik lain yang udah nyuri jalan duluan, atau jalan terus ke tempat mudik selanjutnya dan ninggalin barang itu. Mudik hati juga punya resiko lain ketika lo kehabisan bahan bakar waktu diperjalanan mau mudik, al-hasil, mudik ke tempat baru enggak bisa, mau balik arah, bensin habis.

  Gue yang sekarang lagi mudik hati ini pun, memilih buat jalan terus, tanpa menoleh kebelakang lagi, ada sih yang ketinggalan, tapi gue liat tempat mudik selanjutnya lebih nyaman buat dijadikan tempat tinggal daripada yang lama, dan gue nemuin keunikan tersendiri di tempat mudik yang mau gue tuju ini, dia punya sesuatu yang gelap, dan dia enggak mau nutupin semua itu, sama kayak gue, yang enggak pernah bisa menutupi siapa gue sebener nya. Dan dari situ gue tau, kalo gelap memberikan cahaya yang lebih terang ketika ada satu titik cahaya di dalam nya. Daripada, cahaya yang muncul diantara cahaya terang lain nya. Jadi malah enggak kelihatan indah nya cahaya itu sendiri.

  Dan yang mau tau nama “ Tempat “ itu adalah Risni Haryani, Perempuan berkerudung, suka coklat, susah tidur-susah bangun nya juga satu ini, adalah orang yang membuat gue tau, ternyata gelap itu lebih menyenangkan kalo jujur, daripada terang, tapi Cuma bo’ong.

Mau liat wujud nya ? ini dia.





   Dan, kalian ngerasa enggak? Kalo setiap kita berpindah hati itu, sama seperti kita mudik. Setiap mau mudik pasti banyak membawa “ barang “ ke tempat tujuan kita, padahal, barang yang kita bawa itu kebanyakan ada yang enggak kita butuhin, Cuma membebani di tempat selanjut nya aja. Terlalu banyak membawa kenangan dari tempat sebelum nya juga enggak bagus, tapi bukan berarti juga kita harus ninggalin semua nya. Bawa beberapa kenangan yang bisa jadi pelajaran di tempat berikut nya, dan berharap, kita enggak bakal “ Mudik Hati “ lagi, karena sesungguh nya, berpindah-pindah hati itu, capek. Lebih nyaman menetap, bukan berpindah. Lebih baik bertahan daripada melawan, lebih baik saling mema’afkan daripada menyalahkan, ini bukan seperti waktu kalian mau melawan para lawan, hubungan itu tentang bagaimana membuat perasa’an nyaman terhadap pasangan kalian, oye?

Btw, gue sama icha, LDR. Mau ngakak ? Sana, sama para pemudik hati lain nya. Bye. Gue tinggal disini.

  

Tidak ada komentar: