Kemarin, ada orang yang nanya ke gue, “ Bang, cara menghilangkan galau
itu gimana?” pake emot sedih nya anak-anak gaul. :’
Galau, semua orang pasti pernah ngerasa’in galau. Enggak tergantung
umur, jabatan, atau kalangan. Semua pernah ngerasain yang nama nya GALAU.
Pertama, gue mau sedikit sharing pendapat gue. Apasih galau itu?
Galau itu menurut gue, ketika kita merasakan ada sesuatu yang salah
dalam hidup kita. Ketika kita merasakan ada yang kurang dalam hidup kita, dan
kita memilih untuk meratapi nya. Kebanyakan sih masalah percintaan, tapi juga
banyak kok yang galau gara-gara urusan pekerja’an, pendidikan nya yang bikin
pusing tujuh keliling senayan.
Di postingan kali ini, gue akan menceritakan usaha gue untuk lolos dari
yang nama nya galau, atau mencoba melewati masa-masa galau dalam hal percinta’an.
Kenapa percinta’an? Karena cinta selalu benar. #APEU
Sebenarnya banyak orang yang pernah bikin gue galau. Banyak banget, tapi
gue akan cerita tentang orang yang terakhir kali bikin gue galau. Jika kalian
mengikuti blog gue, dia ada dipostingan yang ada gambar-gambar cewek nya dipostingan sebelum ini.
Hari itu, gue putus sama dia. Alasan nya drama sekali teman-teman. Beda agama.
Emang ya, yang nama nya cinta itu enggak bisa dipaksa bila jalan nya emang
beda. Akhir nya gue putus sama do’i.
Sebenar nya, putus emang udah biasa, tapi yang bikin gue galau abis itu,
satu bulan setelah gue putus dan setelah satu bulan juga gue nyari kabar
tentang do’i yang tiba-tiba semua kontak nya enggak bisa dihubungi. Gue melihat
postingan instagram yang sangat mengharukan buat diri gue sendiri, do’i udah
menikah sama orang lain. Kalian tau rasa nya? Rasa nya itu kayak dibegal
preman, dibacok, mati, di alam sebelah, kita dibegal temen begal tadi yang udah
mati, dibacok lagi, mati lagi. Sakit rasa nya.
Gue pun memasuki masa-masa galau. Masa-masa dimana melakukan semua hal
berasa enggak enak. Mau ngerjain kerja’an eh wallpaper laptop tiba-tiba berubah
jadi foto do’i sama suami nya. Mau makan, bikin Indomie goreng, bungkus Indomie
nya berubah jadi do’i sama suami nya. Mau Boker, eh liat suami nya gak sengaja
gue flush.
Galau pun bersemayam dalam diri gue sekitar dua Bulan lama nya. Dua bulan
juga gue seperti orang bego. Ngapa-ngapain enggak enak. Tidur enggak enak. Semua
nya enggak enak. Sampai suatu malam. Gue diajak salah satu teman kerja buat
nongkrong di salah satu Cafe di Banjarbaru, sebut saja nama Cafe nya Mawar. Nama
disamarkan.
Malam itu, gue memesan satu kopi hitam. Menikmati lagu-lagu sendu yang
mengiringi setiap teguk kopi yang masih saja terasa pahit. Mematung di ujung
cafe beserta satu teman yang masih terjebak juga dalam hubungan yang tidak ada
kepastian.
Bercerita, akhir nya gue pun
menceritakan masalah yang sedang melanda gue sa’at itu. Mengeluarkan semua yang
gue simpan sendiri. Yang membuat gue enggak karuan. Di iringi musik sendu dari
Payung Teduh, dan saran dari teman gue. Hari itu, gue pun pulang dengan sedikit
rasa lega. Bisa membagi beban di dalam diri.
Hari-hari pun berjalan normal kembali. Gue mencoba menjadi diri gue
sebelum mengenal do’i. Dan gue pun mulai memperbanyak kesibukan gue, dan
mengisi waktu kosong. Dan mencoba mengikhlaskan do’i yang sudah menemukan jodoh
nya.
Dari pengalaman gue di atas, gue sendiri bisa menyimpulkan kalau Galau
itu sebenar nya tidak harus dihilangkan, tapi dinikmati. Proses dari Galau ke
Move On. Bukan kah itu suatu moment yang lucu?
Pada sa’at kalian galau, duduk sendirian dan mengenang hal-hal manis
yang dilakukan si Do’i. Mengingat kebiasa’an kalian berdua ketika bersama. Atau
cara lo membuat si do’i berhenti marah. Bukan kah itu suatu moment manis? Atau,
pada saat lo membuka satu persatu sosial media si do’i dan melihat dia sudah
menemukan orang yang memang menjadi pilihan nya, bukan kah rasa sakit itu yang
mengajarkan kita bagaimana cara nya menjaga?
Jadi sebenar nya Galau itu adalah hal yang manusiawi banget. Oleh karena
itu, kita seharus nya enggak perlu meratapi kegalauan kita, tapi harus belajar
dari apa yang kita Galau-in itu. Dan menjadi orang yang lebih baik dari sebelum
nya.
Bila kita galau, karena pasangan meninggalkan kita. Pasti ada sesuatu
yang membuat pasangan itu merasa tidak nyaman bersama kita, perbaiki! Jadikan perlajaran
dihubungan selanjutnya. Bila, kita galau karena mutusin orang dan kita
menyesal. Berarti kita masih mementingkan Ego, Kurangi! Karena mentingin Ego
enggak akan pernah bisa membuat suatu hubungan bertahan lama. Galau karena Beda
Agama? Ikhlasin! Ya, gue ikhlas, beneran kok. Iya, sumpah. Hehe.
Dari semua itu gue merangkum cara-cara jitu bagaimana kita melewati
masa-masa Galau agar dari rasa Galau itu kita menjadi orang yang siap untuk
melanjutkan hidup yang baru. Sewkidottttt!
1) Nikmati.
Nikmati lah segala sesuatu yang membuat kita
Galau. Kalau perlu menangislah sampai mata kalian sembab. Berteriak lah sampai
suara kalian habis. Dan marah lah sampai kalian lelah. Setelah itu, ingat
kembali kebelakang. Bukan kah kalian sudah melewati masa itu? Mulai lah lihat
ke depan, disana ada orang yang menunggu diri kalian yang baru. Yang lebih baik
dari seorang yang hanya bisa marah, menangis dan berteriak ketika sesuatu
menyakiti kalian.
2) Ikhlaskan.
Mencoba mengikhlaskan seseorang memang
enggak bisa instan seperti Pop Mie, 3 menit jadi. Enggak bisa seperti itu. Tapi
dengan waktu, semua nya bisa menjadi normal kembali. Dengan berjalan nya waktu
kita harus bisa mengikhlaskan dan memaafkan orang yang sudah menyakiti kita. Dan
dengan berjalan nya waktu juga kita pasti akan dipertemukan dengan orang yang
siap kita bahagiakan.
3) Berbagi.
Ketika galau melanda, dan itu sangat
menyiksa. Ceritakan lah. Kalian bisa bercerita ke orang terdekat seperti Ibu,
Ayah, Sahabat atau teman sepermainan. Dengan itu, kalian sudah membagi masalah
yang kalian hadapi. Setidak nya kalian bisa mendapatkan nasehat dari mereka.
4) Menyibukan Diri.
Sibukan diri kalian sehingga tidak ada waktu
untuk memikirkan kegalauan itu. Siapa tau, dengan kalian menyibukan diri bisa
menjadikan kalian orang yang lebih baik dalam pekerjaan mungkin? Dan mungkin
saja pada saat kalian menyibukan diri akan dipertemukan dengan orang-orang baru
yang mungkin adalah “orang” selanjut nya dalam hidup kalian? Move On lah.
5) Jadikan Ide.
Ini adalah cara gue sendiri, gue selalu
menulis apa yang gue rasakan. Dan dengan menuliskan itu semua, gue merasa bisa
berbagi dengan orang yang membaca tulisan gue. Dari setiap hubungan yang gagal
itu pasti selalu ada satu pelajaran yang bisa kita simpan. Bukan untuk
disesali, tapi untuk mengarjarkan. Dan gue, berterima kasih pada kalian yang
pernah menyakiti dan disakiti oleh gue, karena kalian, gue punya banyak ide
untuk di tulis, terima kasih!
Oke! Sekian tips-tips atau cara-cara mengatasi galau versi gue. Salah maaf
mohon dimaafin, karena gue mau berbagi bukan mengajari.
Galau itu dinikmati, bukan di sesali. Karena Galau itu indah bila kita
tau cara mengatasi nya! Muah~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar